Minggu, 27 Desember 2015

Review novel : INFERNO

Judul buku                     : Inferno
Penulis                          : Dan Brown
Penerbit                         : Bentang Pustaka
Tahun terbit                   : 2015
Jumlah halaman : 644



Bagi penggemar novel yang bergenre lengkap, karya Dan Brown selalu dinanti. Ia selalu menyuguhkan cerita apik gabungan antara roman, thriller, action, sejarah, dan seni pastinya. Kali ini, Dan Brown mengajak kita untuk mempelajari (lagi) salah satu karya seni fenomenal dalam sejarah, yaitu The Divine Comedy, puisi Epik karya Dante Alighieri yang menceritakan tentang Inferno, dunia-bawah yang menggambarkan neraka sebagai struktur yang rumit serta dihuni oleh entitas-entitas yang dikenal sebagai “arwah”- jiwa tanpa raga yang terperangkap  di antara kehidupan dan kematian. The Divine comedi merupakan bagian pertama. Sedangkan bagian kedua berjudul Purgatorio (Penebusan) dan bagian ketiga berjudu Paradiso (Surga).
Interpretasi Inferno karya Dante ini kemudian dituangkan oleh salah satu seniman besar yang bernama Botticelli yang melukiskan bagaimana gambaran tingkatan neraka versi Dante. Lukisan yang terkenal dengan nama La Mappa dell’Inferno atau dalam bahasa Inggris disebut dengan: Map of Hell. Map of Hell karya Botticelli ini digambarkan sebagai irisan-melintang di bumu denga lubang besar berbentuk corong yang kedalamannya tak terhingga. Lubang neraka ini dibagi menjadi teras-teras menurun dengan penderitaan yang semakin hebat. Setiap tingkat dihuni oleh masing-masing jenis pendosa yang tersiksa.
Cover buku ini suram, menggunakan warna-warna gelap yaitu coklat, hitam dan merah marun, serta menampilkan sesosok wajah (Wajah Dante). Untuk novel thriller, tentu layout ini sangat cocok dengan isi novelnya. Tapi mungkin bagi pembaca yang belum mengenal nama Dan Brown atau belum pernah membaca satupun karyanya, cover semacam ini akan mudah terabaikan begitu saja di rak toko buku jika tidak diletakkan di lokasi yang mencolok mata. Apalagi jika melihat harga bukunya yang “Lumayan”.

Dan Brown membuka novel dengan unik. Biasanya, Mr.Robert Langdon (sang tokoh utama) dalam beberapa pembukaan Novel lainnya memulai awal petualangannya dengan mendapat permohonan, permintaan atau semacamnya, dari seseorang untuk memecahkan suatu permasalahan. Tetapi kali ini, ia terbangun di satu kamar rumah sakit dalam keadaan amnesia dan tiba-tiba harus terlibat kejadian menegangkan. Dokter yang merawatnya ditembak di depan matanya, ia dapat selamat karena bantuan dari Sienna Brooks. Dokter yang ada di kamar perawatan Langdon. Amnesia Langdon inilah yang merupakan kunci utama Dan Brown dalam menyusun cerita yang sebenarnya sederhana, pendek, menjadi panjang dan menegangkan. Setelah lolos dari rumah sakit, dimulailah pelarian-pelarian selanjutnya untuk menghindari seorang pembunuh yang mengincar nyawanya. Seperti biasa, dalam pelarian ini kita disuguhi banyak fakta sejarah, serta berlimpahan karya seni abad pertengahan yang menakjubkan.

Daya tarik utama dalam setiap novel dan Brown adalah pertama berbagai informasi yang berharga. Kali ini, kita disuguhi fakta-fakta tentang sejarah, wabah kematian hitam yang pernah memusnahkan sebagian populasi manusia di benua Eropa, serta fakta mengejutkan tentang ganasnya pertumbuhan (atau ledakan) jumlah manusia di muka bumi ini. Bencana global akibat ledakan penduduk  itulah yang menjadi  tema utama dalam novel ke-4 Dan Brown ini.  Kali ini Dan Brown menghadirkan seorang ilmuwan, doktor ahli rekayasa genetika bernama Dr Zobrist yang sangat peduli akan masa depan kehidupan di bumi jika pertumbuhan penduduk menjadi tidak terkendali. Ia pun menciptakan Virus yang ia anggap merupakan solusi cepat-mudah dan murah bagi masalah tersebut. Ide Zobrist ditentang oleh Direktur utama WHO, Elizabeth Sinskey. Hal ini menimbulkan ironi dan pertanyaan baru bagi pembacanya. Kamu berpihak kemana? Mana yang paling mungkin dilakukan? Teori Zobrist atau Sinskey? . Selain itu, ada juga fakta tentang Konsorsium, organisasi  yang bergerak dalam bidang manipulasi informasi, alias penyedia informasi sesat. Saya yang kurang update ini, baru tahu, ternyata ada bisnis semacam ini. Konsorsium berperan sangan penting dan berkelindan erat dengan amnesia yang dialami oleh Langdon.

Kedua adalah bertebarannya karya seni dan tempat-tempat eksotis dalam novel. Dalam Inferno, kita diajak untuk berpetualang mencari keberadaan topeng kematian Dante ke kota tua yang indah, Florence. Dan Brown menggambarkan dengan sangat detail bangunan bersejarah, serta karya seni di dalamnya sehingga pembaca dapat merasakan sensasi seakan-akan kita benar benar ada di sana. Petunjuk keberadaan topeng Dante tersebut ada di dalam gambar ilustrasi Inferno yang telah dimodifikasi oleh seseorang, dan harus ia pecahkan kodenya. Dalam usaha memecahkan kode peta inferno inilah kita diperkenalkan dengan sosok seniman terkenal, Dante Alighieri serta berbagai karya seni yang terinspirasi oleh karya-karya Dante. By the way topeng kematian tu agak-agak serem ya.. ini penampakannya


           
Dan Brown memang seorang penulis yang penuh kejutan. Ketika saya menikmati The Da Vinci Code, Deception Point dan Angels and Demons saya selalu tertipu dengan karakter antagonis-protagonis di  dalamnya. Dan Brown begitu piawai menuliskan karakter dari tokoh dalam novelnya sehingga kita pun tertipu dan terkaget-kaget. Orang yang kita anggap penyelamat, jagoan, alamaaaaak ternyata dialah penjahatnya!. Saat saya membaca The Last Symbol, saya berhati-hati betul, supaya tak berprasangka tentang siapa tokoh protagonis dan antagonisnya. Dan ternyata saya dipermainkan lagi oleh sang penulis. Katakter antagonis dan protagonis  sudah sudah nyata-nyata ditampakkan sejak awal novel. Betapa meyebalkannya kau mister!

Nah, dalam inferno ini, Dan Brown menunjukkan kembali kejeniusannya sebagai penulis. Kali ini twist yang menipu pembaca bukan hanya di tokoh, tapi alur cerita. Alur cerita yang digunakan oleh penulis dalam Inferno ini sangat menarik. Dalam novel Dan Brown, Pelarian tokoh utama dari tokoh penjahat sudah biasa dan mungkin di awal novel, pembaca yang sudah khatam karya Dan Brown akan mudah bosan dan berburuk sangka, mengira bahwa Inferno jalan ceritanya hanya begitu-begitu saja. Tapi alurnya menjadi tidak biasa dan penuh kejutan  ketika ternyata semua pelarian Langdon ternyata hanya dagelan semata. Saya sampai mengomel sekaligus tertawa sendiri membacanya Kenapa bisa begitu? Kejutan dong.. silahkan baca sendiri supaya lebih puas. J

Depok, 21 Desember 2015
coba-coba buat Blog baru, karena yang lama terlalu ribet 




1 komentar:

  1. How to Make Money from Online Casino Games
    How to make money from online casino games? · 5. Make หาเงินออนไลน์ money from casino games. · 6. 1xbet Pick the winner of 메리트카지노 a game · 7. Choose a prize · 8. Pick the winner of a

    BalasHapus